


Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
Berdasarkan sifat daya hantar listriknya,
larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan
yang akan mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan
tersebut bersifat elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat ion
larutan tersebut bersifat non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit adalah larutan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik melalui larutan
dapat dtunjukkan dengan alat uji elektrolit seperti pada Gambar 7. Jika larutan
menghantarkan arus listrik, maka lampu dalam rangkaian tersebut akan menyala
dan timbul gas atau endapan pada salah satu atau kedua elektroda.

Contoh lain adalah, bila NaCl dilarutan
dalam air akan terurai menjadi ion positif dan ion negatif. Ion positif yang
dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang dihasilkan dinamakan anion.
Larutan NaCl adalah contoh larutan elektrolit. Perhatikan reaksi berikut.

Bila gula dilarutkan dalam air, molekul-molekul gula tersebut tidak terurai menjadi ion tetapi hanya berubah wujud dari padat menjadi larutan. Larutan gula adalah contoh dari larutan non elektrolit. Perhatikan reaksi berikut:

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan elektrolit maupun non elektrolit. Contoh larutan elektrolit: larutan garam dapur, larutan cuka makan, larutan asam sulfat, larutan tawas, air sungai, air laut. Contoh larutan non elektrolit adalah larutan gula, larutan urea, larutan alkohol, larutan glukosa.
Sifat
Koligatif Larutan

Gambaran umum sifat koligatif
Sifat koligatif larutan
adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat
terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah dengan
sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan didapat suatu larutan yang
mengalami:
Penurunan tekanan uap jenuh
Kenaikan titik didih
Penurunan titik beku
Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan
oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam
larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan
elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak
terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas
sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Pada setiap suhu, zat
cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini
adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam
zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat
terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan
penguapan berkurang.

Gambaran penurunan tekanan uap
Menurut Roult :
p = po . XB
keterangan:
p : tekanan uap
jenuh larutan
po : tekanan uap jenuh pelarut murni
XB : fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1,
maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi :
P = Po (1 – XA)
P = Po – Po . XA
Po – P = Po . XA
Sehingga :
ΔP = po . XA
keterangan:
ΔP : penuruman tekanan uap
jenuh pelarut
po : tekanan uap pelarut
murni
XA : fraksi mol zat terlarut
Contoh :
Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air,
bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui
tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.

Kenaikan Titik Didih
Adanya penurunan tekanan uap jenuh
mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.
Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:
ΔTb = m . Kb
keterangan:
ΔTb = kenaikan titik didih (oC)
m = molalitas
larutan
Kb = tetapan kenaikan titik
didihmolal

(W menyatakan massa zat terlarut), maka
kenaikan titik didih larutan dapat dinayatakan sebagai:

Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1
atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai :
Tb = (100 + ΔTb)
oC
Penurunan Titik Beku
Untuk penurunan titik beku persamaannya
dinyatakan sebagai:

ΔTf = penurunan titik beku
m = molalitas
larutan
Kf = tetapan
penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat
terlarut
p = massa
pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1
atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:
Tf = (O – ΔTf)oC
Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis adalah tekanan yang
diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul
pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis)
seperti ditunjukkan pada.
Menurut Van’t hoff tekanan osmosis
mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmosis = Π , maka :

π° = tekanan osmosis (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)

Tekanan osmosis
Larutan yang mempunyai tekanan osmosis
lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi
dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama
disebut Isotonis.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai
kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit
mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit
pada konsentrasi yang sama.
Contoh :
Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan
dengan iarutan 0.5 molal garam dapur.
Untuk larutan glukosa dalam air jumlah
partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.
Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq)
→ Na+(aq) + Cl-(aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka
konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.
Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan
(kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi
ini dinyatakan sebagai :
α° = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah
mol zat mula-mula
Untuk larutan elektrolit kuat, harga
derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya
berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1). Atas dasar kemampuan ini, maka
larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat
koligatifnya.
Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan
sebagai :

n
menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya.
Untuk
Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai :

Untuk Tekanan Osmosis dinyatakan sebagai :
π° = C R T [1+ α(n-1)]
Contoh :
Hitunglah kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku dari larutan5.85 gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250
gram air ! (untuk air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86)
Jawab :
Larutan garam dapur,

Catatan:
Jika di dalam soal tidak diberi keterangan
mengenai harga derajat ionisasi, tetapi kita mengetahui bahwa larutannya
tergolong elektrolit kuat, maka harga derajat ionisasinya dianggap 1.
Penurunan Tekanan Uap Jenuh – Sifat Koligatif Larutan
Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai
tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu.
Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya.
Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari
pelarut, sehingga kecepatan penguapanberkurang.
Menurut
RAOULT:
p = po . XB
dimana:
p = tekanan uap jenuh larutan
po = tekanan uap jenuh pelarut murni
XB = fraksi mol pelarut
po = tekanan uap jenuh pelarut murni
XB = fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1,
maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi:
P = Po (1 – XA)
P = Po – Po . XA
Po – P = Po . XA
sehingga:
DP = po . XA
dimana:
DP = penunman tekanan uap jenuh pelarut
po = tekanan uap pelarut murni
XA = fraksi mol zat terlarut
po = tekanan uap pelarut murni
XA = fraksi mol zat terlarut
KENAIKAN TITIK DIDIH
Adanya penurunan tekanan uap jenuh
mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.
Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik
didih dinyatakan dengan:
DTb = m . Kb
dimana:
DTb = kenaikan titik didih (oC)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
Karena : m = (W/Mr) . (1000/p) ; (W
menyatakan massa zat terlarut)
Maka kenaikan titik didih larutan dapat
dinyatakan sebagai:
DTb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb
DTb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1
atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai:
Tb = (100 + DTb)oC
PENURUNAN TITIK BEKU
Untuk penurunan titik beku persamaannya
dinyatakan sebagai :
DTf = m . Kf = W/Mr
. 1000/p . Kf
dimana:
DTf =
penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
Apabila pelarutnya
air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:
Tf = (O - DTf)oC
Tf = (O - DTf)oC
TEKANAN
OSMOTIK
Tekanan osmotik
adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan
molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses
osmosis).
Menurut VAN’T HOFF
tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan
osmotik = p , maka :
p = n/V R T =
C R T
dimana
:
p = tekanan osmotik (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/moloK
T = suhu mutlak (oK)
p = tekanan osmotik (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/moloK
T = suhu mutlak (oK)
- Larutan yang
mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut
larutan Hipotonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
- Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut Isotonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
- Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut Isotonis.
Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai
kemampuan untuk mengion. Hal ini
mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak
daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama
Contoh:
Larutan 0.5 molal
glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur.
- Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.
- Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) –> Na+ (aq) + Cl- (aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.
- Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.
- Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) –> Na+ (aq) + Cl- (aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.
Yang menjadi ukuran
langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi.
Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai:
Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai:
a = jumlah mol
zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula
Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat
ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit
lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0
< a <>
Atas dasar
kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam
perumusan sifat koligatifnya.
1. Untuk Kenaikan
Titik Didih dinyatakan sebagai:
DTb = m
. Kb [1 + a(n-1)] = W/Mr . 1000/p . Kb
[1+ a(n-1)]
n menyatakan jumlah
ion dari larutan elektrolitnya.
2. Untuk Penurunan
Titik Beku dinyatakan sebagai:
DTf = m
. Kf [1 + a(n-1)] = W/Mr . 1000/p . Kf
[1+ a(n-1)]
3. Untuk Tekanan
Osmotik dinyatakan sebagai:
p = C R T [1+ a(n-1)]
p = C R T [1+ a(n-1)]
CONTOH SOAL
1.Tekanan uap jenuh larutan dari 60 gram
zat X dalam 180 gram air (Mr = 18) pada suhu tertentu adalah 100 mm Hg. Jika
tekanan uap air pada suhu tersebut adalah 110 mmHg.
Hitunglah Mr zat x!
Jawab:
n terlarut =
x mol

n pelarut =
= 10 mol

Gunakan salah satu rumus di atas.
P2 = 100 mm Hg
p0 = 110 mm Hg
P2 = p0 x pelarut
100 = 110.


Mr X =
= 60

2.Sebanyak 34,2 gram gula (Mr = 342)
dilarutkan ke dalam 90 gram air (Mr = 18), jika tekanan uap jenuh air = 102 mm
Hg, hitunglah penurunan tekanan uap jenuh larutan.
Jawab:
n terlarut (gula) =
= 0,1 mol

n pelarut (air) =
= 5 mol

∆P = p0 x pelarut
∆P = 102 x 

= 102 x 

= 2 mm Hg
LATIHAN SOAL
1. Suatu larutan mengandung 3,24
gram zat yang tak mudah menguap juga nonelektolit dan 200 gram air mendidih
pada 100,130°C pada 1 atmosfer. Berapakah berat molekul zat telarut ? Kd molal
air adalah 0,51?
Jawab:
∆Tb = 100,13-100 = 0,13
∆Tb = Kb x m
0,13 = 0,51 x m
m = 0,25
0,25 = mol x 1000/200
Mol = 0,25/5 = 0,05
Mr = gram/mol = 3,24/0,05 = 64,8
∆Tb = Kb x m
0,13 = 0,51 x m
m = 0,25
0,25 = mol x 1000/200
Mol = 0,25/5 = 0,05
Mr = gram/mol = 3,24/0,05 = 64,8
2. Untuk menaikkan titik didih 250
ml air menjadi 100,1°C pada tekanan 1 atm (Ka=0,50), maka jumlah gula (Mr=342)
yang harus dilarutkan adalah….
Jawab:
Untuk larutan non elektrolit dapat
digunakan rumus;
ΔTb = w/Mr x 1000/p x Kb
Dan ΔTb = 100,1°C – 100°C =0,1°C
0,1 = w/342 x 1000/250 x 0,5°C
w = 0,1 x 342/2 = 17,1 gram
3. Suatu zat non elektrolit sebanyak
5,23 gram dilarutkan dalam 168 gram air. Larutan ini membeku pada -0,510
derajat Celcius. Hitung massa molekul relative zat tersebut.
Jawab:
ΔTf = Kf (w/Mr) (1000/p)
Mr = 1,86 . 5,23 . 1000 / 0,51 168
= 113,5
Mr = 1,86 . 5,23 . 1000 / 0,51 168
= 113,5
4. Hitung titik didih air dalam
radiator mobil yang berisi cairan dengan perbandingan 88 gram
etilen glikol (Mr = 62) dan 160 gram air.
Jawab:
Jawab:
ΔTf = 1,86 (88/62) (1000/160)
= 16
Jadi titik bekunya = -16 derajat Celcius
= 16
Jadi titik bekunya = -16 derajat Celcius

Sifat koligatif larutan
adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat
terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah dengan
sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan didapat suatu larutan yang
mengalami:
Penurunan tekanan uap jenuh
Kenaikan titik didih
Penurunan titik beku
Tekanan osmosis
. Larutan
elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan non
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
“SEKIAN”
Tugas Kimia Kelas XII.IPA
Dikumpul Via Email Oleh : Nurwahida Jasmin
Kelas XII.IPA-2
SMAN 1 Nunukan Selatan
30 Juni 2012
Kepada Siswa SMAN 1 Nusa yang belum mengirimkan tugasnya, agar segera mengirimkan sebelum tanggal 4 Juli 2012
BalasHapus